Aku benar-benar sudah menahannya hingga sampai batas ini setidaknya, jadi aku mencoba menulisnya.
Sesuai judulnya. Roomate ku diam-diam mencuri makananku.
Aku adalah mahasiswa, dan sekarang sedang tinggal bersama teman yang cocok denganku di apartemen 2 kamar. Selama aku tinggal bersama roomateku, aku tidak pernah merasa tidak nyaman sekalipun. Aku dan roomateku, kami berdua membuat peraturan basic manner,
dan berkat menjaganya, sampai saat ini kami bisa tinggal bersama.
Permasalahannya dimulai baru-baru ini.
Semenjak aku mulai berpacaran dengan pacarku(cowok), aku mulai telat pulang.
Saat aku tahu akan telat, aku selalu memastikan untuk mengirim pesan ke roomateku untuk makan dulu. Kalau aku jadinya menginap di luar, aku selalu menelponnya untuk mengatakan bahwa jangan khawatir karena aku akan tidur lalu masuk sendiri nanti, jadi jangan khawatir dan memintanya untuk tidur dulu.
Ketika aku telat pulang atau pulang setelah menginap, roomateku selalu keluar di ruang tamu, karena dapur dan ruang tamu yang menempel dengannya (dapur) semua aku yang pakai, sedangkan ruang mencuci, kamar mandi, dan ruangan yang menempel dengan itu roomateku yang pakai, jadi aku sedikit kaget.
Di ruang tamu kami tidak ada TV dan sofa, jadi tidak ada hal yang seharusnya membuat roomateku berada di ruang tamu.
Aku tidak menanyainya kenapa dia ada di ruang tamu. Karena aku berpikir mungkin dia habis makan sesuatu dari kulkas di dapur, jadi dia berada di situ.
Tetapi, semenjak aku berpacaran dengan pacarku, setelah roomateku mulai jalan keluar dari ruang tamu, snack yang aku beli dan simpan mulai menghilang.
Dalam sebulan, selain belanja perlengkapan 2-3 kali, snack lain yang ingin dimakan dibeli dengan uang sendiri-sendiri.
Karena aku tipe yang suka makan buah, aku beli dan nyimpen banyak buah musiman. Sedangkan, roomateku adalah tipe yang suka beli dan makan jelly atau snack.
Kami berdua memiliki selera lidah yang berbeda. Dia adalah roomate yang dulunya membenci buah-buahan yang biasa aku makan padahal. Tetapi, mulai sejak di mana aku sebutkan tadi, aku mulai melihat kulit buah atau biji buah di kantung sampah.
Tentu saja itu bukan aku yang makan. Karena tidak mungkin aku lupa kalau memakannya.
Ketika aku pulang larut sehabis minum dengan teman angkatan, pandanganku bertemu dengan roomateku yang sedang menggeledahi tempat buah di kulkas. Tetapi dia kemudian minum air? dan jika aku mengajak bicara dia sering pura-pura tidak tahu dan menutup mata.
Sampai sini aku masih bisa menahannya. Sejak kecilnya aku diajarkan untuk tidak serakah dengan makanan. Aku tidak selera makan sama sekali jadi aku tidak masalah jika roomateku makan beberapa biji buah.
Sampai sini aku masih sangat tidak masalah. (Tetapi), hari ini saat aku pulang larut setelah bertemu pacarku, aku benar-benar tidak bisa menahan hal yang aku alami.
Tiga hari yang lalu, saat pacarku dan ibunya pergi ke mall, mereka mengunjungi Toko Coklat Godiva dan membelikanku hadiah satu box biskuit coklat.
Itu adalah hadiah sangat mahal berisi setidaknya 46 biskuit senilai 70.000 won, karena sayang untuk dimakan, tapi karena aku ingin mencobanya di hari itu juga, aku makan 3 dan memberi 3 ke roomateku.
Tetapi, hari ini saat aku pulang, box coklat yang tadinya terbuka di rak buku ruang tamuku, sudah masuk ke dalam kulkas.
Kalau dimasukkan kulkas, aroma dari makanan lain di dalam akan mencemari, dan kalau dikeluarkan nanti akan lebih mudah meleleh. Jadi, aku mencoba mencari tempat dingin dan berakhir meletakkannya di rak buku. Karena aku pikir roomateku yang meletakkannya, aku memanggil roomateku yang sedang di dalam kamar. Sampai sini aku akan menuliskan percakapan yang aku ingat.
Aku: Roomate, ini kamu yang masukin biskuit ke kulkas?
RM: Iya. Karena itu kelihatan akan leleh.
Aku: Ah. Aku sengaja tidak meletakkannya karena akan tercemar aroma makanan lain.
RM: Ah sungguh?
Aku: Em. Tapi nggak papa. Ini belum lama kan dimasukinnya? Haruskah kita makan satu-satu?
RM: (dia ngomong rancu karena mulai gugup) nggak. Nggak usah dimakan mending.
Aku: Kamu nggak mau makan?
RM: Iya. Aku gak makan.
Aku: Gitu? Ya udah aku makan satu aja.
RM: (dia pindah ke depan kulkas dengan gugup)
Saat aku buka tutupnya untuk makan satu, aku bener-bener gila.
Jelas-jelas kita berdua makan masing-masing tiga (total 6 semua jenisnya beda) dan itu adalah box yang isinya gak keliatan udah dimakan, tapi di antara 16 wadah, 3 wadah sudah kosong melompong. Karena aku sangat kaget aku menatap roomateku tapi dia bertanya kenapa aku melihatnya. Seolah aku yang makan. Aku tidak mengatakan apapun padahal...
Aku: Ini kamu yang makan?
RM: Nggak. Kamu kali tapi nggak inget
Aku: Apakah itu masuk akal?
RM: Aku gak pernah megang sama sekali
Aku: Terus siapa yang makan?
RM: Kan aku bilang bukan aku?
Percakapan tanpa arti ini berulang dan berakhir dengan nada tinggi.
Roomateku yang pertama melakukannya. Dia bilang "Apakah aku terlihat seperti pengemis?".
Aku juga berteriak. Aku bilang, "Aku menutup mata ketika kamu mencuri buahku, tapo apakah aku harus membiarkannya ketika kamu mencuri coklat hadiahku?"
Di akhir adu mulut, roomateku keluar dengan membawa dompet dan ponselnya.
Karena aku sangat sedih, aku menangis sembari melihat ke arah box coklat yang sudah kosong.
Setelah roomateku keluar, dia mengirimiku kakaotalk mengatakan kalau dia melihatku memakannya. Karena itu aku balas manusia macam apa yang mencuri makanan dari orang tercinta orang lain dan malah framing ke orang yang makanannya dicuri?
Kalau dia makan setelah mendapat izin ku apakah itu akan menyakitkan?
Kalau dia bilang dia ingin makan coklatnya, aku pasti akan mengambilkan beberapa biji.
Apakah itu normal jika roomateku marah?
Kalau roomateku pulang, atau bahkan jika dia tidak pulang, aku akan mengopy link postingan ini dan menunjukkannya. Bagaimana pendapat kalian?
Berdasarkan omongan roomateku, apakah aku sensitif dan aneh bersikap dengan hanya karena biskuit coklat?
Aku memposting ini karena sangat jengkel dan marah. Juga, aku mohon sarannya harus bagaimana agar bisa mendapatkan permintaan maaf dari roomateku.
1. [+732, -2]
Meskipun aku benci hidup dengan pengemis, aku lebih benci tinggal dengan pencuri
2. [+632, -2]
Bukannya tinggal dengan orang yang cocok denganmu malah tinggal dengan orang seperti itu. Jika kamu ingin makan tolong lah minta ijin dulu. Aku bukannya murah dengan makanan, tetapi tidak tahu malu.
3. [+540, -4]
Kenapa harus memaklumi pencuri?
4. [+194, -0]
"Maaf aku makan itu karena enak banget", "Saat aku makan sedikit mencari jadi aku memasukkannya ke kulkas.. Aku akan menggantinya dengan mentraktir ayam sebanyak yang aku makan" Jika saja dia bilang seperti itu, meskipun sangat jengkel, karena masih harus hidup dan saling bertemu, pasti akan diampuni/dibiarkan. Ini sudah melewati batas.
5. [+167, -0]
Yang paling menyeramkan adalah mencuri makanan hanya karena keserakahan.. tidak bisa mengontrol napsu makan adalah penyakit.. penyakit mental
0 Komentar