"Tunggu, aku sedang berlari kesana" sebuah pesan kakaotalk untuk kekasih...pada akhirnya tak pernah dibaca

- Aku sedang berlari sekarang
- jadi aku harap tidak terjadi apa-apa
- ???
- Tolong ??? jangan terjadi apa-apa
- Tunggu sebentar lagi. Bagaimanapun juga aku akan mencarimu
- Tolong. Tolong jangan sampai terjadi apa pun
- Aku mohon
- Aku mohon
- XX-ah aku mencintaimu
- Kamu bisa bertahan
- XX kan pacarku
- Aku akan memberikan semua kekuatanku, jadi tolong bertahan lah
- XX aku mencintaimu
- XX aku mencintaimu
- aku mencintaimu
- Ada banyak orang yg berjubal di bangsal, pasti kamu jadi tidak nyaman kan?
- Aku sangat sangat merindukan XX ku
- XX ayo pulang
- Meski itu akan ??? , tolong tunggu sebentar
- Bagaimana pun juga aku akan mencarimu dan datang kepadamu
- XX, katanya HPmu berada di Kantor Polisi Yongsan
- Kamu sekarang pasti sedang di UGD dan tidak bisa melakukan apa pun karena tidak ada HP. Iya kan??
- Aku akan cari XX secepat mungkin dan bakal jadi lengan dan kakimu
- Jadi tolong sehat lah
- XX aku merindukanmu

Korban Itaewon berusia 30 tahun... saat didatangi di kamar mayat yang berlokasi di Jeonju, Jeollabuk-do ia berkata, "Karena aku tidak bisa menghubunginya, aku bilang 'Bagaimana pun juga aku akan menemukanmu'. Dia pasti sudah menunggu...."

Funerall hall yang terletak di Deokjin-gu, Jeonju, Jeollabuk-do pada tanggal 31 pukul 10 pagi. Di pesemayaman terakhir A(30 perempuan) yang tewas dalam (tragedi) Seoul, Itaewon, pacarnya, B(30) berkata, "Maaf karena aku tidak bisa melindungimu. Aku sangat merasa bersalah."

Pada tanggal 29 malam lalu, terjadi sebuah tragedi kematian yang menewaskan 154 orang akibat terdorong ke depan oleh ribuan orang dalam perayaan Halloween di Itaewon. A yang berasal dari Jeonju juga merupakan salah satu korban di antaranya.

- Kamu pergi kemana?
- ....
- Katamu mau pergi setengah sebelas...
- Sudah sejam berlalu kenapa tidak bisa dihubungi?
- Apakah kamu kehilangan HP...?
- Apakah HPmu gak ada jangkauan??
- (hela napas) padahal sekarang katanya 20 orang lebih sedang mendapatkan CPR di Itaewon
- Apa yang terjadi?
- Kenapa tidak bisa dihubungi?
- (hela napas) aku khawatir
- Waktunya juga sama lagi. Ada apa?
- Aku mohon. Aku harap tidak terjadi apa-apa
- Jika kamu melihat kakaotalkku, tolong telpon
- Aku sekarang sedang berlari kesana

"Karena hanya temannya yang saat itu berangkat bersama yang selamat...rasa bersalahnya jadi makin besar", kata sang kekasih

Dua orang yang menjadi sepasang kekasih ketika mereka bekerja di Seoul, secara tiba-tiba harus dipisahkan oleh maut. "Tidak ada orang yang seperti dia", kata B yang pergi hingga ke Jeonju hari itu demi mengantar sang kekasih ke tempat peristirahatan terakhir. Ia terus menangis dan mengatakan, "Padahal aku akan menikahinya jika saja dia kembali dengan keadaan selamat".

Menurut keterangan yang diberikan B, A pergi dengan seorang temannya ke Itaewon saat diterpa naas. B mengatakan, "Temannya (yang saat itu bersama A) mengalami patah tulang rusuk dan tulang sikunya juga retak". "Katanya mereka didorong seperti domino di jalan menurun (Tempat di mana kecelakaan terjadi)", jelasnya.

Ia juga mengatakan, "(pacarku) tidak bisa bisa bernapas. Saat dia pingsan, dia menerima CPR lalu siuman lalu pingsan lagi dan terus berulang. Aku dengar dia terkena gagal jantung". Dia menambahkan, "Karena teman yang datang bersamanya memegang HP-nya, dia pergi bersama dengan wali terdekat dengan ambulan ke RS terdekat. Dia merasa makin bersalah karena dia sendiri yang selamat."


"Mereka bilang dia selamat dan aku berharap padahal..."

B menelpon untuk melaporkan orang hilang ke polisi dan 119 karena putus kontak dengan A pada hari kejadian, dan dia juga mengatakan telah menghubungi lebih dari 10 RS. Pria itu berkata, "Saat aku pergi ke RS Sooncheonhyang University di Seoul, setidaknya ada 40 mobil ambulan masuk ke funeral hall di samping RS".

B menemukan lokasi kekasihnya sehari setelah tragedi (tanggal 30) sekitar pukul 11 pagi di Community Center Hannam-dong. Di Community Center, sebanyak lebih dari 100 korban tewas dan luka terdata dan A diketahui berada di RS Geriatri Mo. B mengatakan, "Karena ketegorinya hanya ada dua, yaitu korban tewas dan luka, mereka bilang dia bisa saja selamat setelah mendapatkan pertolongan, jadi aku berharap. Tetapi, ternyata pacarku telah ditempatkan di funeral hall".

Pesan kakaotalk yang dikirimkan B kepada A saat kecelakaan terjadi, (sekarang) menjadi sebatas bentuk kekhawatiran seseorang terhadap kekasihnya. Pada tanggal 29 lalu, mulai pukul 9.40 malam, B terus mengirimkan pesan ke kakaotalk A yang hingga saat ini tidak dibaca berisi, "apakah HPmu hilang?", "Sejam berlalu, kenapa kamu tidak bisa dihubungi?".


"Aku merindukanmu. Aku mencintaimu"... kekasih yang tak dapat ditemui dan pergi meninggalkannya

Tersisa pesan yang ia kirimkan pukul 11.50 malam berisi, 'Aku dengar 20 orang lebih mendapatkan CPR di Itaewon sekarang. Apa yang terjadi?' 'Kenapa kamu tidak bisa dihubungi?' 'Aku khawatir. Aku harap tidak terjadi apa-apa. Hubungi aku jika kamu melihat kakaotalk'.

Esoknya, tanggal 30 pukul 1 dini hari, 'Aku sekarang sedang berlari jadi aku harap jangan terjadi apa pun' 'tunggu sebentar lagi. Bagaimana pun juga aku akan menemukanmu', 'Aku akan memberikan seluruh kekuatanku, jadi tolong bertahan lah'.

B tidak putus harapan dan berharap A masih tetap hidup. Pada tanggal 30 dari pukul 5 dini hari hingga 9, ia berkata 'Ada banyak orang berjubel di bangsal jadi pasti kamu sangat tidak nyaman kan?' 'Ayo cepat keluar dari RS dan cari maem enak sama aku' 'Kamu tidak bisa apa-apa sendirian di UGD karena nggak punya HP kan' 'Aku akan menemukanmu secepatnya dan menjadi lengan serta kakimu. Jadi aku mohon tetap lah selamat'.

Pesan terakhir B adalah 'Aku merindukanmu. XX aku mencintaimu.' Akan tetapi, A telah lebih dulu meninggalkan dunia tanpa pernah membaca pesan tersebut.


"Seseorang yang selalu memberikan 'semangat'...sepertinya aku tidak bisa melihat upacara pemakaman"

B menceritakan tentang kekasihnya, "Sebelum tidur, ia selalu menuliskan pesan panjang berisi 'Kamu telah bekerja keras hari ini', dan dirinya sendiri malah tidak pernah menguluh sama sekali. Dia adalah seorang yang selalu berkata 'semangat' dan sangat mendukung". "Teman yang pergi bersamanya ke Itaewon berkata bahwa ia (kekasihnya) bilang bahwa ia akan melamar (ku) setelah setahun pacaran", katanya. Kemudian ia melanjutkan, "(di funeral hall) itu adalah pertama kalinya aku bertemu keluarganya, karena pacarku sangat mirip dengan ibu serta kakak-kakak perempuannya, aku selama beberapa saat merasa pacarku sedang memandangi (ku)".

Akan tetapi, sesungguhnya ia merasa ragu untuk datang ke upacara peletakan jenazah ke peti yang direncanakan akan dilaksanakan hari itu pukul 11 pagi. "Aku bilang 'Aku datang' dan harus menunjukkan wajahku, aku sebenernya berpikir keras apakah aku harusnya tidak datang melihatnya karena aku pikir dia (kekasih) pasti ingin diingat dalam kondisinya yang cantik".

B menyayangkan akan protokol keamanan dari pihak otoritas setempat. Pria itu berkata, "Tempat di mana kejadian berlangsung sangat licin seakan itu telah dilapisi alkohol". "Meskipun festival Halloween tidak diselenggarakan oleh kantor lingkungan atau Pemerintah Metropolitan Seoul, jika diperkirakan akan ada banyak orang datang, seharusnya pengendalian dengan mengerahkan lebih banyak personel polisi, dll sudah disiapkan", lanjutnya.

"Saat melihat videonya, aku berpikir 'itu pasti sangat sakit'. Hatiku teriris"

B berkata, "Baik keluarga yang ditinggalkan maupun kenalan, tiap kali melihat video dan foto hatinya teriris sembari berpikir 'Di sana pasti sakit', 'Sesulit apakah saat itu'". "Hanya dengan melihat postingan SNS orang lain yang mengatakan 'Aku tidak pernah pergi ke Itaewon. Aku aman.' membuatku iri.", pungkasnya.

Di sisi lain, menurut pemerintah Jeollabuk-do, hingga saat ini, korban Itaewon baik yang tinggal maupun yang beralamat (di Jeollabum-do) saat ini terdapat 7 orang. Semua korban berusia 20-an dan 30-an, dan lima orang, termasuk A, sedang disemayamkan di kota.


1. Media asing di seluruh dunia menyalahkan pemerintah Korea

2. Memangnya berapa banyak petugas polisi dari Kantor Polisi Yongsan pergi ke Kantor Kepresidenan Yongsan hari itu?

3. Negara juga turut bertanggung jawab atas tragedi kali ini

4. Presiden, walikota Seoul, walikota Yongsan-gu, komisaris Badan Kepolisian Nasional, siapa pun itu yang bahkan tidak meminta maaf atau pun bertanggung jawab, apakah kalian ini pemerintah yang tidak tahu aturan?

5. Hatiku sangat sakit.. turut berduka cita

Posting Komentar

0 Komentar